Halaman

Selasa, 17 Desember 2013

Pakuncen Session 2

15 Desember 2013, Air Terjun Pakuncen. Air terjun legendaris idaman kami ini sangat kami harapkan kehadirannya di musim penghujan seperti saat ini, hujan yang super lebat di hari sebelumnya menginspirasi kami untuk kembali ke tempat ini.

Gowes kali ini kami bertemu dengan kawan baru yaitu Om Amirul dan Om Restu. Udara pagi itu benar – benar menjanjikan, rintik – rintik hujan menyambut pagi dengan udara yang super sejuk. Gn. Batur dan Gn. Gede Cilegon terpampang manis didepan mata.


Start dari warung nasi uduk Kelurahan Kota Bumi gowes kami lanjutkan dengan memasuki terowongan menuju Purwakarta, di perempatan Desa Tegal Bunder kami pun belok ke kiri, setelah bertemu dengan pertigaan kami melanjutkan gowes dengan belok ke kanan menuju Kali Gandu untuk selanjutnya menuju tempat pengerukan batu, dari sini kami berhenti di jembatan dengan Sungai yang agak mengering. Wahhhhhh Sungainya kering padahal hujan turun terus sepanjang Minggu ini, emmm sudah mulai curiga tak kan bertemu dengan air terjun idaman. Dari Jembatan sungai ini gowes dilanjutkan belok ke kiri menuju Desa Kali Lanang. Tanjakan demi tanjakan kami lalui dengan penuh semangat.

Ditengah perjalanan kami bertemu rombongan Gowes Om Barkah dari Krakatau Engineering, terlihat mereka sedang asik beristirahat ria di sebuah warung nan nyaman. Setelah bertemu pertigaan gowes dilanjutkan belok ke kiri menuju “Tanjakan Super Ngehe”. Ditanjakan ini Oppa Ketut dipaksa untuk TTB pertama kalinya selama gowes dengan komunitas Palm Hills. 


Tanjakan demi tanjakan harus kami lalui sepanjang perjalanan, tapi itu semua tak berarti jika dibandingkan dengan indahnya pemandangan perbukitan yang disajikan, alam yang luar biasa indahnya serasa tidak berada di Cilegon.


Selepas tanjakan terakhir yang entah sudah yang keberapa kami pun beristirahat sejenak di sebuah warung di Desa Tanjung Tenggulung yang sudah termasuk kawasan Pakuncen. Disini kami melepas lelah sambil membeli berapa perbekalan, lepas dari Desa ini jalur gowes sudah tidak terlalu berat bahkan mulai memasuki trek turunan yang SUPER ASOYYYY.....


Setibanya di Spot Air Terjun Idaman tenyata debit air tidak seperti yang diharapkan, yah terpaksa kami harus kecewa kali ini, akan tetapi setidaknya kami masih dapat menyaksikan indahnya perbukitan yang saling menyilang.


Selanjutnya gowes dilanjutkan ke tempat Culinary Mie Ayam Tiga Saudara di depan Kantor Pos Merak. Walaupun makanan kali ini tidak terlalu “Nendang”... yahhh cukuplah untuk menghangatkan badan yang dingin ini.....


Senin, 16 Desember 2013

Desa Garung Session 3

Minggu 8 Desember 2013, Desa Garung, tempat terpencil, sungai, oksigen yang berlimpah, ikan bakar... Kata – kata tersebut selalu saja melintas di kepala ini beberapa hari terakhir. Keinginan untuk bergowes kesana pun semakin menjadi setelah hujan selalu saja mengguyur beberapa hari ini.

Lima orang goweser dengan angan yang sama yaitu Oppa Ketut, Pak Diding, Om Mario, Mas Akbar & Taufik dengan penuh semangat kembali menemani saya dalam gowes kali ini ke Desa Garung. Untuk Oppa Ketut seperti biasa bagi beliau jalur gowes Jalan Raya Anyer begitu berbahaya dan banyak debu, untuk menghindarinya beliau memutuskan untuk bertemu saja di Pasar Anyer jam 08:00 dengan terlebih dahulu mengambil rute ke Mancak tembus Pasar Anyer (Ini jalur expert bagi newbie tidak dianjurkan).


Pos 1 Pasar Anyer tempat pertemuan dengan Oppa Ketut pun sesuai jadwal. Dari sini perjalanan kami lanjutkan menuju Desa Garung, sepanjang rute yang penuh dengan tanjakan kami mendapatkan banyak inspirasi semangat dari anak kecil sekitar yang dengan setia selalu memberikan dukungan teriakan setiap kali kami melintas. Pak Tani dan Bu Tani pun tak luput dari eforia memberi dukungan ini..... emmmmmm serasa seperti TIM NASIONAL yang sedang bertanding melawan Negeri Sebelah rasanya saat itu....


Sesampainya di Spot 1 tempat mandi – mandi di Sungai waktu Desa Garung SESSION 2 kami agak sedikit kecewa dikarenakan debit air sungai yang mengalir tidak seperti yang diharapkan. Disini kami sempat  digoda dengan indahnya pemandangan buah kelapa muda yang baru saja di petik. Om Mario yang pertama kali gowes kesini sampai berhalusinasi melihat buah kelapa ini (entah beliau berhalusinasi dengan bentuk yang seperti apa). Dengan penuh semangat Om Mario berteriak keras memanggil pemilik buah kelapa (KELAPAAAAAAAAAA),,,,, tapi apa daya ternyata sang pemilik sudah pulang entah kemana..... Pupus sudah harapan Om Mario menikmati segarnya buah kelapa Desa Garung nan masih alami..... 


Untuk memecah kebuntuan yang semakin membisu saya meminta Mas Taufik untuk beranjak ke atas dan mengintip debit air Sungai Besar yang ada di penghujung Jalan, dengan penuh semangat Mas Taufik pun berkata (OM ADA AIR DERASSSSSSS). JEBRETTTTTTTT semangat kami pun kembali membara. Bahkan Oppa Ketut langsung On Fire mendengar teriakan Mas Taufik. Gowes pun kami lanjutkan menuju desa terakhir, dari sini kami harus menuntun sepeda untuk bertemu dengan spot mandi yang kami harapkan.


Sekitar 1 jam lamanya kami berendam di air sungai yang sejuk dan jernih. Dan dikarenakan terlalu senangnya, Om Mario sampai – sampai kehilangan kacamata Co – Trek kesayangannya di tempat ini (mungkin diambil sama penghuni Sungai Desa Garung) hihihihihihihihihi....


Lama mandi di sungai membuat perut keroncongan, seperti biasa jika menuju Desa Garung tak lengkap rasanya  tanpa menikmati Ikan Kue Bakar Babe Junet...... Lezatnyooooooo.......



Rabu, 09 Oktober 2013

Rumah Hutan Cidampit Session 2


The Greatest Ten, Youp..... tujuan gowes sepuluh goweser tahan panas, tahan banting, tapi engga tahan laper kali ini adalah ke Rumah Hutan Cidampit. Gowes session 2 kali ini diikuti oleh : Om Mull, Diding, Akbar, Taufik, Suroso, Didi Supriadi, Ade Fitri Gunawan, Syarief, Oppa Ketut, dan Saya tentunya.

Cuaca kali ini bener - benar menantang, udara terik terus saja menemani kami sepanjang perjalanan. Sesekali Pak Diding dan saya terpaksa berhenti  dan tertinggal rombongan karena kram yang timbul tanpa diundang.

Trek antara Pasar Mancak ke Paninjoan dengan tanjakan yang landai dan sesekali bikin nafas ngos - ngosan harus kami lalui demi keindahan pemandangan di Puncak Paninjoan.


Sesampainya di Rumah Hutan Cidampit kami disuguhkan indahnya pepohonan dan sejuknya udara sekitar. Keceriaan siswa/i SD yang riang bermain disekitar pun menambah keharmonisan hati kala itu.


Udara sejuk, kaki gemetaran, perut keroncongan..... Emmmmm, untung saja ditempat ini tersedia kelapa muda super jombo dan semangkuk hangat mie rebus + telur. Memang dimanapun tempatnya mie instant solusinya.

Heeee.. melihat anak kecil bermain ayunan dibawah pohon durian mengingatkan diri akan riangnya masa kanak - kanak dahulu.

Daripada menyesal dikemudian hari, saya pun memberanikan diri untuk mencoba ayunan yang cukup menggoda ini. Kyot-kyot begitulah bunyinya kala saya mencobanya, waduh tak berani berlama-lama kalo gini.. bisa - bisa terjatuh dan tertimpa dahan pohon durian.

Setelah puas menikmati indahnya alam di Cidampit perjalanan pulang kami lalui dengan rute ke Taktakan Serang.......

Sungguh jalur ini sangat mengagumkan... Kelokan Super S dengan turunan yang indah mempesona  menemani kami sepanjang perjalanan, sesekali kami disuguhnya indahnya bukit, jurang, dan lembah yang luar biasa...........

Sesampainya di Taktakan tepatnya di area Komplek Kopasus kami mampir sejenak untuk mengisi perut yang keroncongan di salah satu resto khas makanan Banten yang lezat dan bebas kolesterol.

Sungguh beruntung kami tinggal di Banten, alam yang luar bisa indahnya, masyarakat yang ramah, makanan yang lezat selalu menemani kami kemanapun kami pergi.



Selasa, 03 September 2013

Tour De' Pulau Panjang



Setelah lama tidak gowes jarak jauh dikarenakan rutinitas di Bulan Ramadhan, rute gowes kami kali ini adalah menuju Pulau Panjang. Pulau yang terletak di bagian utara dari Cilegon ini kami tempuh dengan terlebih dahulu gowes ke dermaga penyebrangan Grenyang yang terletak di Bojonegara. 

Dari dermaga penyebrangan Grenyang 8 orang goweser dan 1 orang biker (belum punya sepeda katanya) menuju Pulau Panjang dengan menyewa 1 perahu seharga Rp 160.000 untuk sekali jalan. Sepanjang perjalanan ± 30 menit kami disuguhkan indahnya lambaian ombak kecil yang seolah menari menyambut kedatangan kami. Udara pagi itu pun cukup sejuk dikarenakan malamnya hujan mengguyur Kota Cilegon.

Sesampainya di Pelabuhan Pulau Panjang kami disambut oleh seorang Prajurit TNI AL yang ternyata adalah goweser. Beliau sedikit memberikan arahan kepada kami mengenai rute gowes di Pulau ini, terdapat dua pantai bagus disini yaitu Pantai Muneer dan Pantai Perez (Inget Jupe deh).

Setelah beberapa saat mengabadikan special moment di dermaga, gowes kami mulai dengan menyusuri jalan desa yang sudah menggunakan concrete block (serasa jalan di komplek perumahan). Selepas jalur ini kami menyusuri hutan yang sebagian besar ditumbuhi pohon kelapa. Jalur pohon kelapa ini sangatlah berbahaya karena bisa saja dengan tiba – tiba buah kelapa jatuh mengenai kepala kita.

Menyusuri hutan kelapa tanpa mengetahui arah yang dituju membuat kami sesekali menemui jalan buntu. Sesekali pula kami menemukan pantai entah Pantai Muneer entah Pantai Perez (tidak ada penunjuk jalan disini), yang pasti pantai yang kami temui semuanya berkarang.... Emmmmm sepertinya bukan keduanya.




Karena hari sudah semakin siang dan perut kelaparan terlebih lagi teringat akan bekal yang dibawa kali ini (balado teri nasi, timun, telur dadar, & yang paling spesial rujak mangga buatan Oppa Ketut) Yummy...... Dan akhirnya pantai kedua yang kami temui kali ini merupakan Finish Gowes kali ini. Disini Om Mull dengan sigap membuat tenda dibantu oleh beberapa goweser. Setelah tenda selesai dibuat tanpa komando bekal makan siang pun langsung kami sikat (Hajar blehhhhh).

Setelah makan siang, gowes kami lanjutkan menuju dermaga Pulau Panjang untuk kembali pulang ke Cilegon, Dan kebetulan kami bertemu kembali dengan kapal yang membawa kami tadi pagi. Kali ini kami membayar Rp 150.000 untuk kembali ke Dermaga Grenyang (Diskon Rp 10.000).

Sungguh pengalaman gowes antar pulau yang berkesan, walaupun Pantai Muneer dan Pantai Perez tidak ketemu tapi tidak mengurangi keasyikan gowes kami kali ini.

So Next Time Wait For Us Muneer & Perez Beach..... We’ll Be Back....!!!  

More Photos: https://picasaweb.google.com/118015454831154083739/PulauPanjang

Selasa, 02 Juli 2013

Cisolong Pandeglang



Keberanian, Kekuatan, dan Mental kami benar - benar diuji kali ini. Gowes ke Cisolong Pandeglang merupakan pengalam gowes kami yang paling berkesan. 

Start dari Bubur Bunderan – Kawasan KS – Krenceng – Mancak – Peninjoan - Gunung Sari - Pertigaan Sempur... lurus...- Pabuaran belok kanan - Pertigaan Padarincang...lurus menuju - Pasar Ciomas... belok kiri -. Pertigaan Badak Putih (Yonif-320)...lurus - Menuju Mandalawangi (Siap - siap jalur tanjakan kelok S)- Pertigaan belok kiri melewati Cikoromoy - Pertigaan Saketi...lurus menuju Pandeglang. 5 km sebelum Pandeglang sesudah SPBU belok kanan - Melewati pertigaan lurus terus – Kemudian belok kiri - Belok kanan sampailah di – Cisolong.

Pulang dari Cisolong, harus melewati tanjakan sebelum Pandeglang-Baros-Palima-Kebon Jahe-Pandean (FINISH) - ANGKOT...menuju Cilegon.

Total gowes kali ini menunjukkan angka 83 Km. Walaupun lebih pendek dari rute ke Labuhan via Anyer akan tetapi rute yang dipenuhi oleh tanjakan ini benar -benar menguras seluruh energi yang kami miliki. 


Setibanya di pertigaan Jl. Raya Anyer Padarincang gowes kami lanjutkan dengan belok ke kanan menuju Pasar Ciomas. Disini Oppa Ketut mampir sejenak di Indomaret untuk membeli minuman yang menyegarkan. 

Udara panas dan trek yang sangat berkesan ini kami lalui dengan penuh semangat. Fokus pada setiap gowesan dan tetap menikmati apapun yang terjadi.

Setelah beberapa Km gowes dari Pasar Ciomas kami pun bertemu dengan pertigaan. Beruntung kami bertemu dengan Anggota TNI, kepada beliau kami bertanya mengenai rute ke Cisolong. Jika belok ke kiri maka akan tembus ke tugu Badak Putih Yonif 320 Cadasari jarak sekitar 10 Km (ok kami ambil jalur ini). Setelah rute gowes selanjutnya disepakati kami pun beristirahat sejenak untuk mendinginkan suhu tubuh yang sudah mulai melebihi batas normal. 

Sesekali kami berbincang dengan Tukang Ojek setempat mengenai rute gowes jika lurus, sang tukang ojek yang konon  SD saja pun tak lulus UN memberikan informasi jika lurus akan bertemu Jl. Raya Mandalawangi dengan jalur yang sudah bagus dan hanya 4 Km. Taraaaaaa....... Seperti hujan di siang bolong, WOW 4 Km lebih pendek dan lebih cepat sampai. Tanpa konfirmasi lagi dengan petugas TNI disebelahnya kami pun memutuskan untuk mengambil jalur lurus ke Mandalawangi  

Dengan riang kami pun bergowes ria menuju Mandalawangi, yang konon hanya 4 KM dari pertigaan terakhir, setelah gowes hampir 30 menit kok gak sampai - sampai. Walahhhh mulai curiga ini. Kembali kami bertanya kepada penduduk sekitar mengenai jarak tempuh ke Mandalawangi dan ternyata mereka menjawab bahwa jaraknya antara 50-60 Km lagi dengan jalur yang menanjak dan berliku........ DORRRRRR.... Seperti ditembak di siang bolong. Ketipu euyyyyyy


Hampir saja Om Mull dan saya menyewa angkot atau mobil pick up untuk ke Cisolong mengingat jarak tempuh yang masih panjang, terlebih jalur tanjakan kelok S Mandalawangi yang benar - benar bikin merinding. Tapi niat itu kami urungkan, gowes perlahan dengan sesekali berhenti tetap kami lakukan hingga akhirnya kami menemukan warung penjual mie ayam dimana Om Budi dan Oppa Ketut sudah duluan menunggu.





Setelah puas makan 4 Mangkok Mie Ayam dan 23 Gorengan. Perjalanan kami lanjutkan menuju Jl. Raya Mandalawangi - Jl. Raya Labuhan. Bertemu Pom Bensin yang disebelah kanan langsung belok lanjut ke Cisolong. Sepanjang perjalanan menuju cisolong kami disuguhkan indahnya alam pedesaaan, udara yang sejuk, dan pemandangan Gn. Karang dan Gn. Pulosari yang mempesona.


Sesampainya di pemandian air panas Cisolong sekitar Pukul 14:30, tiket masuk ke objek wisata air panas ini @ Rp 5.000 dengan tiket parkir sepeda @ Rp 2.000. Badan yang pegel - pegel pun serasa dipijat dengan lembutnya ditempat ini. Sungguh terbayarkan perjuangan gowes kami ke tempat ini. Sekitar Pukul 16:00 perjalan gowes pun harus dimulai kembali untuk menuju rumah tercinta di Cilegon.


Perjalanan pulang ke Cilegon kali ini kami mendapatkan bonus trek turunan yang merupakan komposisi dominan trek pulang kali ini. Seperti biasa Oppa Ketut selalu saja bablas dan meninggalkan rombongan ketika pulang, maklum saja beliau sangat alergi terhadap angkot (karena rencana sesampainya di Serang setelah makan langsung sewa angkot). Sesampaijnya di Serang sekitar Pukul 18:00 kami pun mampir ke RM. Ibu Entin, sayang sekali pelayanan yang diberikan terhadap goweser bau badan sangat tidak nyaman. Sepertinya pelayan disini mengira bahwa kami adalah goweser yang tidak punya uang sehingga tidak dilayani dengan baik. Bahkan untuk memesan ikan bakar ukuran besar pun kami harus menyakinkan sang Pelayan bahwa kami sanggup untuk memakannya.


Selepas menyantap menu makan malam, gowes kami lanjutkan untuk mencari steam cuci motor, karena sepeda sudah sangat kotor. Gowes terus sampai Serang Kota kok tidak ketemu juga..., cuaca pun mulai hujan deras. Kami pun memutuskan untuk Stop bergowes dan mulai melirik angkot yang lewat, setelah menemukan angkot yang cocok dan harga yang cocok juga  yaitu Rp 100.000 untuk 1 angkot ke Cilegon secara resmi gowes pun berakhir. 

Sesampainya di rumah Pukul 20:30, capek, lelah, bau, pegel campur semua jadi satu. Youp.... Perjuangan yang panjang dan mengasyikkan.... Dan tidak lupa juga kami membawa oleh - oleh otak - otak Ibu Entin untuk keluarga di rumah.

BRAVO untuk Oppa Ketut, Om Budi, Om Mull, & Saya tentunya.